Kondisi iklim yang tidak menentu mengakibatkan munculnya berbagai macam Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT), seperti yang terjadi di Desa Wanasaba Lauk, Kecmatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur. Hamparan kacang tanah seluas puluhan hektar terserang penyakit karat daun. Penyakit karat merupakan penyakit penting kedua pada kacang tanah setelah bercak daun. Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Puccinia arachidis yang termasuk ke dalam ordo Uredinales, kelas Basidiomycetes. Pada umumnya, gejala terdapat pada permukaan daun bawah yang berupa pustul berwarna coklat seperti karat besi. Jika pustul pecah terdapat sejumlah uredospora yang menyerupai tepung. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit karat yaitu: suhu, kelembaban, kecepatan angin, dan curah hujan.
Memasuki akhir musim hujan ini, serangan karat daun sudah bermunculan di beberapa daerah di NTB diantaranya di Lombok Timur tepatnya di Kecamatan Wanasaba dan di beberapa daerah sentra Kacang Tanah. “Serangan Karat daun sudah ada di beberapa wilayah kami di Lombok Timur” ungkap L. Syahwil selaku Koordinator Popt Lotim. Ditambahkan lagi oleh POPT Kecamatan Wanasaba, bu Zahratul mengatakan “Umur tanaman diserang rata-rata 60-80 hari setelah tanam, saat ini sebentar lagi panen” Melihat kondisi ini, perlu diadakannya gerakan pengendalian (gerdal) guna menekan serangan cendawan Puccinia arachidis.
Petugas POPT bersama-sama dengan penyuluh serta kelompok tani berkolaborasi dengan mengadakan kegiatan gerakan pengendalian. Kegiatan pengendalian dilakukan tidak hanya di areal serangan, namun juga di areal waspada sekitarnya.
Gerakan Pengendalian ini juga langsung di hadiri oleh Direktur Perlindungan Tanaman Pangan bapak Dr. Ir. Mohammad Takdir Mulyadi, M.M., Ibu Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pertanian (BPTP) Ir. Baiq Rahmayati, M.Si. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur dan jajaran UPT BPP kecamatan. Pada kesempatan ini Pak Direktur, Kepala BPTP, dan Kadis Pertanian Lotim ikut turun langsung mengendalikan. Dilengkapi dengan rompi APD dan Sparayer bersama petani melakukan pengendalian.
Sebelum acara penyemprotan, L. Syahwil memberikan arahan dan pengenalan nama penyakit yang menyerang tanaman kacang tanah. Selain itu juga, diperkenalkan bahan pengendali yang akan di aplikasikan, mengingat serangan penyakit karat yang melebihi ambang batas pengendalian sehingga membutuhkan bahan pengendalian menggunakan bahan kimia. Setelah arahan direktur, kepala balai, kadis pertanian bersama petani langsung melakukan pengendalian.
Tidak berhenti sampai pengendalian, acara selanjutnya berdiskusi bersama direktur perlindungan tanaman pangan. Dalam acara diskusi petani mengutarakan keluh kesah terkait kondisi lahan yang sulit mendapatkan pengairan saat musim kemarau tiba. “kami hanya bisa menanam padi sekali, setalah itu hanya bisa menanam palawija, ini di karenakan air yang tersedia tidak cukup” ungkap salah satu petani disela-sela diskusi. Keluh kesah ini langsung mendapat respon dari pak direktur. Perlindungan tanaman tidak sebatas melindungi dari serangan OPT juga dari dampak perubahan iklim yang terjadi seperti banjir atau kekeringan. Semua masukan dan usul menjadi catatan termasuk penanganan DPI kekeringan. Ini merupakan bagaian dari pengamanan pangan.