Selasa, 9 Januari 2024
Menjelang hari pelepasan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Baru, Balai Perlindungan Tanaman Pertanian (BPTP) Dinas Pertanian dan Perkebunan Propinsi Nusa Tenggara Barat (Distanbun NTB) Senin (08/01) kemarin melakukan kegiatan Bimbingan Teknis (BIMTEK) terkait hama dan penyakit utama pda tanaman padi dan juga Jagung Kepada semua ASN PPPK Petugas POPT Baru.
Acara yang dilakukan di Aula Kantor UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pertanian (BPTP) ini, melibatkan semua ASN PPPK yang merupakan Petugas POPT baru, dan dua orang narasumber antara lain Safprada Rizma Huri Aurunnisa, SP dan Irwan Hidayat, SP
Baca Juga : “Petugas POPT NTB Siap di Tugaskan, Kepala BPTPH Berikan Pembekalan“
Bimbingan Teknis (BIMTEK) ini dilakukan agar semua Petugas POPT mengetahui berbagai jenis hama dan penyakit utama pada tanaman padi, jagung dan juga tanaman lain, sehingga ketika melakukan pengamatan dilapangan, petugas POPT mempu mengenali jenis hama dan penyakit yang disebabkan oleh serangan OPT. Pengamatan juga dilakuan bukan hanya kepada jenis dan dampak serangan OPT, namu juga kepada jenis dan varietas tanaman, umur tanaman, dan perkembangan tanaman. selain OPT juga dikenalkan beberapa jenis Musuh Alami.
Selain mengenali berbagai jenis OPT dan akibatnya, Bimtek ini juga mengajarkan tentang bagaimana cara melakukan pengamatan yang benar sehingga tidak salah dalam menganalisa dan membuat keputusan terhadap jenis serangan OPT, sehingga tidak salah dalam memberikan rekomendasi tentang pengendalian serangan tersebut.
Jika salah dalam melakukan pengamatan, maka akan salah dalam menganalisis yang berakibat pada salahnya memberiakn rekomendasi dan cara pengendalian, kesalahan inilah yang coba diminimalisir dengan BIMTEK ini, sehingga tidak ada lagi petugas POPT yang salah dalam memberikan rekomendasi pengendalian kepada petani.
Setelah menerima materi dalam kelas, petugas POPT juga diarahkan untuk melakukan pengamatan langsung di lapangan, mempraktikkan semua materi pengamatan yang diajarkan dalam kelas, seperti menentukan petak dan sub petak yang menjadi petak pengamatan tetap, menentukan rumpun dalam sub petak yang akan menjadi sampel dalam pengamatan dan cara menangkap serangga menggunakan jaring agar dapat dilakukan identifikasi jumlah populasi serangga yang ada dalam petak pengamata tersebut.