Uji In Vitro Trichoderma Dengan Jamur Patogen diantaranya Fusarium, Colletotrichum penyebab penyakit antraknosa, dan Cercospora.Pengujian dilakukan didalan cawan petri dengan media PDA (Potato dextrose agar) di Laboratorium mini Lombok Organik. Isolat trichoderma spp. yang digunakan adalah trichoderma spesifik lokasi yang didapatkan dari perakaran bambu disekitar lokasi lahan perkebunan.
Jamur patogen didapatkan dari tanaman yang terserang oleh penyakit, dan untuk memastikan jenis jamurnya saat pemurnian dilakukan pengujian morfologi menggunakan mikroskop. Jamur Fusarium didapatkan dari batang cabai yang terinfeksi layu fusarium, Jamur Colletotrichum didapatkan dari tanaman buah cabai yang terserang antrak, dan jamur cercospora didapatkan dari daun cabai yang terserang bercak daun.
1. Uji In Vitro Trichoderma Vs Fusarium.
Pengujian ini dilakukan selam 10 hari dan dilakukan pengamatan setiap hari. Digunakan 2 cawan petri, satu petri untuk perlakukan dan cawan petri yang lain untuk kontrol. Didapatkan hasil bahwa, tidak hanya bisa menekan pertumbuhan jamur fusarium, ternyata trichoderma juga melilit hifa dari jamur fusarium, bahkan pada pengamatan terakhir, trichoderma sudah tumbuh di dalam area yang ditumbhi oleh jamur fusarium dan hampir semua bagian fusarium berubah menjadi hijau. Dari pengujian ini didapatkan kesimpulan bahwa jamur Trichoderma spp. spesifik lokasi yang dikembangkan di Lab Mini Lombok Organik efektif menekan / mematikan pertumbuhan jamur fusarium.
2. Pengujian dengan Jamur Cercospora.
Jamur cercospora merupakan salah satu jenis jamur patogen yang menyebabkan bercak daun pada beberapa tanaman.
Jamur ini diisolat dari daun jahe yang terserang bercak daun. Untuk memastikan jenis dari kapang ini, dilakukan uji morfologi menggunakan mikroskop.
Dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa trichoderma spesifik lokasi Lombok Organik juga efektif menekan pertumbuhan dari jamur penyebab bercak daun.
3. Pengujian dengan Jamur Antraknosa.
Jamur antraknosa merupakan salah satu jamur patogen yang menjadi momok terutama bagi para petani cabai, karena penyebarannya sangat cepat dan sulit diatasi. Walaupun menggunakan pestisida kimia sekalipun, tetap tidak efektif menangkal serangan dari jamur patogen ini. Pengujian in vitro ini menggunakan jamur collletotrichum yang diisolat dari buah cabai yang terkena serangan.
Pada hari ke-7 saat trichoderma sudah memenuhi cawan petri, pertumbuhan dari jamur antraknosa ini terhenti. Dan pada hari 9-10, hifa jamur tricho sudah tumbuh pada areah jamur patogen ini.
Dari pengujian ini juga dapat disumpulkan bahwa trichoderma juga bisa menekan pertumbuhan dari jamur colletorrichum.
Itulah 3 percobaan yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari jamur trichoderma yang berhasil diisolasi, ada dua pengujian lain yang juga sudah dilakukan, diantaranya adalah pengujian dengan bakteri patogen, dan pengujian dengan tanaman. Pengujian dengan tanaman ini untuk mengetahui reaksi tanaman terhadap perlakuan jamur trichoderma. Ke-2 pengujian ini akan dibahas pada tulisan berikutnya.
Kontributor: Safprada, SP (POPT Ahli Pertama)